Masih berdebat soal bacaanmu yang paling oke?
Di Twitter td gw sempet baca perdebatan mana yg kategori sastra vs yang katanya non sastra (karya pop, novel/ puisi populer, re: "menye2"). Yang satu merasa paling eksklusif, lainnya merasa berhak memonopoli makna "sastra".... Gw sakit kepala bacanya. Mau ikut sakit kepala juga? Nih kalo mau ikutan perdebatannya.https://twitter.com/ikanatassa/status/1297049429057257472?s=19
Padahal.......
Menurut gw dengan atau tanpa ada sastra, dunia ini nggak akan 'jauh berbeda'. Berdebat mana yg sastra mana yg kagak itu ocehan middleclass yg kehabisan bahan buat onani intelektual.
Mau tulisan pop kek, tulisan berat kek, penulis mah orang biasa. Bukan dewa. Bukan orang suci. Dia pedagang, sama kaya pedagang lain. Apa yang laku dari dia, ya dia jual ke pembacanya.
Kebetulan aja barang dagangannya "ide", yang lumayan rare dan ngerakitnya susah dan perlu belajar, ilham, wangsit, riset atau apalah yang ngebuat kesan profesi menulis itu "luhur" di mata masyarakat.
Kebetulan aja barang dagangannya "ide", yang lumayan rare dan ngerakitnya susah dan perlu belajar, ilham, wangsit, riset atau apalah yang ngebuat kesan profesi menulis itu "luhur" di mata masyarakat.
Kalo ngomongin barang langka, pastilah itu komoditas yang valuable dari berbagai segi. Unsur kebermanfaatan karya tersebut juga inheren dengan arena nilai-nilai manusia yang cenderung konfliktual (re: politik-ekonomi).
Kalau ada dampak positif dan dahsyat buat masyarakat, ya memang segmentasinya di sana. Kayak Politiknya Aristoteles, Origin of Speciesnya Darwin. Totem and Taboo nya Sigmund Freud atau Selfish Genesnya Richard Dawkins.
Pop cinta menye2 juga gak masalah. Gak ada batasan dalam karya fiksi. Sekalipun ada batas, ya batasnya adalah manusia itu sendiri. Batasnya ada di penulis dan pembaca.
Minat pasar bagus atas karya sastra pop, penulis banyak melihat potensi pasar disana.
What's wrong?
Kalo bacaanmu membuat kau mudah menghakimi karya, tulisan dan pembaca orang lain yang tak sepaham denganmu, lebih baik bacaanmu dimusnahkan saja.
Eh!
Bukan bacaannya, tapi egomu!

Komentar
Posting Komentar